Wednesday, January 3, 2018

Papandayan Go Go

Sok-sok mau camping di gunung, tapi malas yang susah treknya. Dipilihlah Gunung Papandayan yang tidak terlalu tinggi dan menurut pengalaman teman yang sudah pernah ke sana, treknya tidak sulit.

Persiapan kelompok seminggu saja. Cuma kemah Sabtu-Minggu, nggak usah dibawa repot.

Jumat malam kami berangkat dari terminal UKI naik bus Prima Jasa. Rupanya di sana sudah banyak juga pendaki yang menunggu bus.

Menjelang subuh, sampai di terminal Garut. Disambut dengan insiden 2 carrier penopang hidup kelompok raib. Lebih mengejutkan lagi dengan jawaban kondektur, "Itu dikejar aja sama ojek *sambil nunjuk ojek2 pangkalan di terminal*", kemudian dia mau naik busnya lagi.
Ya kita nggak terima dengan jawabannya, memaksa si kondektur ikut mencari. Akhirnya beliau mau mengantar dengan motornya mencari dengan seorang dari kami.



Beruntungnya 2 carrier berharga itu ditemukan selamat. Rupanya ikut diturunkan dari bagasi saat kelompok pendaki lain turun sebelum di terminal.
hahaha gokil.

Kemudian kami menyewa tenda dan peralatan lain di persewaan tenda di dekat terminal, sarapan, dan berangkat menuju lokasi.
Kami berangkat dengan angkot join dengan kelompok lain sampai di tempat penjemputan. Dari sini nanti bisa naik ojek atau pickup ke lokasi wisata Papandayan.
Karena sudah agak siang, jadi pilih ojek yang lebih cepat.
Ternyata jalannya banyak lubang, sangat jauh, menanjak, capek juga padahal cuma bonceng. Jadi kasian membayar Rp. 25.000, rasanya itu murah banget dengan kondisi begitu, tau gitu mau bayar lebih.

Masuk ke lokasi Papandayan, membayar total Rp 65.000 per orang. Tidak termasuk parkir sih kayaknya.
Setelah mengurus administrasi, langsung naik.


Sambutan dari padang kawah belerang. Tiada penampakan pohon teduh hanya ada penampakan asap-asap dari kawah belerang.
Juga bau belerang yang kuat. Terik sinar matahari pun cocok menjemur cucian.



Tidak terlalu sulit melewati daerah ini. Ya cuma panas terik. 
Sampai di pos 1, sudah mulai tampak perubahan pemandangan. Mulai tampak hijau dari tumbuh-tumbuhan.



Mulai sedikit teduh, bau belerang juga hanya sesekali tercium.
Sesekali memasuki daerah pepohonan rimbun.
Jalurnya juga masih mudah meski lebih banyak tanjakannya.


Kemudian sampai di camping ground. Setelah melapor penjaga dan mendapat wejangan-wejangan, langsung mencari tempat untuk mendirikan tenda dan mendirikan tenda.
Wejangannya antara lain, semua bahan makanan harus digantung di pohon kira-kira setinggi 2 meter, sebab ada babi hutan yang mengincar bahan-bahan makanan.




Makan pertama kami adalah indomie rebus + telur asin (bagi yang doyan telur asin).

Habis makan istirahat siang. Menyianyiakan waktu. Rencananya sore mengunjungi taman edelweiss, namun ya sebangunnya saja. Pokoknya kembali ke tema camping ini, santai.

Sore kami bangun, namun terdengar suara gerimis dari luar tenda. Karena takut bahan makanan basah, kami menurunkan bahan makanan memasukkan dalam tenda. 
Tanpa komando, kami melanjutkan isirahat di dalam tenda saja. Cocok banget buat malas malasan memang.

Hampir maghrib kami bangun lagi, dan suara gerimis masih ada. Inisiatif mau masak saja dari tenda.
Ketika bersiap-siap, terjadi serangan babi hutan mencoba menarik sampah dari dalam tenda.
Panik!!!

Tidak menyangka akan menyerang sedini ini. Dikira sekitar jam 9 malam baru si babi hutan keliling.
Kami semua keluar tenda dan mengembalikan semua bahan makanan ke pohon.
Diputuskan tidak ada kegiatan makan di dalam tenda. Makan jajan di warung-warung saja.

Sambil makan nasi goreng di warung, terdengar kepanikan dari tenda-tenda lain yang dikunjungi si babi hutan.

Sampai jam 9an masih berisik gara-gara babi hutan yang keliling dengan santainya.
Sampai sudah terlalu lelah, akhirnya bodo amat kalau babi hutan lewat.


Pagi harinya berkunjung ke hutan mati. Area yang dipenuhi batang - batang pohon yang sudah mati terpanggang.


Setelah kemarin gagal masak dengan benar, untuk sarapan diniatkan masak dengan benar dengan penuh semangat. Jadilah mie goreng instan, sop, tempe goreng, cornet.


Turun gunungnya melewati jalur yang berbeda dengan waktu naik. Lewat area hutan mati. Lebih curam tapi lebih dekat. Lumayan lah buat ganti pemandangan dengan waktu naik.


Ketika memilih kendaraan untuk mengantar ke terminal, ditawari pick up dengan harga murah + diantar ke terminal dengan angkot.
Namun dibalik harga yang sangat murah itu ada penantian panjang. Perjalanan ke terminal terasa sangat lama, mungkin keliling garut dulu😪.

Untunglah sampai di terminal belum malam, masih ada bus yang ke Jakarta. 

Selama perjalan kembali ke Jakarta, dikagetkan dengan kabar Melody mengumumkan akan grad dari JKT48😭

No comments:

Post a Comment